Jakarta, KompasOtomotif – Perkembangan teknologi mesin mobil dibuat agar semakin ramah lingkungan. Begitu juga dengan mesin diesel yang semakin hari semakin digemari. Berbagai produsen mobil terus menawarkan teknologi dan sistem kerja baru agar kesan kuno, berisik, serta berasap tebal, tak lagi muncul.
Alhasil, diesel-diesel canggih masa kini tak lagi berasap hitam. Standar emisi dunia yang menggunakan Euro berbagai tingkatan mulai dijalani. Pembenahan terus dilakukan, hingga produsen mobil di Indonesia menawarkan pilihan mesin diesel ramah lingkungan.
Toyota sebagai salah satu merek besar juga menerapkan teknologi diesel ramah lingkungan lewat generasi baru mesin diesel yang digunakan pada sejumlah model, termasuk Toyota Fortuner. SUV perkotaan bermesin diesel ternyata semakin banyak peminat seiring dengan pengetahuan masyarakat yang semakin terbuka.
Masalah
Semua produsen mobil mampu menyajikan mesin diesel canggih. Seperti yang dilakukan Toyota Astra Motor pada Agustus 2007 silam. Fortuner sebagai SUV andalan dilengkapi dengan versi diesel dengan mesin 2KD-FTV 2.5L D-4D atau Direct Four Stroke Turbo Commonrail Injection. Permasalahan baru yang timbul adalah kualitas bahan bakar yang tidak sepadan dengan teknologi diesel canggih. Bahkan banyak produsen menahan diri untuk merilis mobil bermesin diesel canggih hanya karena alasan ini.
Semua produsen mobil mampu menyajikan mesin diesel canggih. Seperti yang dilakukan Toyota Astra Motor pada Agustus 2007 silam. Fortuner sebagai SUV andalan dilengkapi dengan versi diesel dengan mesin 2KD-FTV 2.5L D-4D atau Direct Four Stroke Turbo Commonrail Injection. Permasalahan baru yang timbul adalah kualitas bahan bakar yang tidak sepadan dengan teknologi diesel canggih. Bahkan banyak produsen menahan diri untuk merilis mobil bermesin diesel canggih hanya karena alasan ini.
Iwan Abdurrahman, Head of Technical Support Department TAM, dalam peluncuran Fortuner VNT diesel beberapa waktu silam, mengatakan bahwa seharusnya setiap mesin diesel pada mobil yang dipasarkan di Indonesia sudah disesuaikan dengan kualitas bahan bakar, terutama diesel berteknologi common-rail.
Kebanyakan, pada mesin diesel jenis itu, pemakaian filter yang lebih rapat ketimbang filter pada mesin diesel konvensional sangat diperlukan. Hal ini dilakukan untuk mencegah saringan mampat karena harus banyak menyaring partikel solar yang tak digunakan.
Bagaimana pun juga, kualitas solar di Indonesia masih rendah. Kalau pun menggunakan ”solar super”, tidak semua SPBU menyediakannya, apalagi di daerah luar kota besar. Diesel tangguh ramah lingkungan dengan berbagai penyesuaian mutlak dibutuhkan. Langkah tersebut pun dilakukan Toyota agar memiliki reliability yang baik.
VNT
Agar Fortuner memiliki tenaga lebih perkasa, TAM merilis pembaruan dengan memasang teknologi Variable Nozzle Turbo (VNT) yang dilengkapi intercooler pada 2012. Dengan begitu, tenaganya naik 41 persen dibandingkan diesel lama, atau menjadi 142 tk dari 100 tk. Torsi juga meroket 32 persen dari 260 Nm menjadi 343 Nm.
Agar Fortuner memiliki tenaga lebih perkasa, TAM merilis pembaruan dengan memasang teknologi Variable Nozzle Turbo (VNT) yang dilengkapi intercooler pada 2012. Dengan begitu, tenaganya naik 41 persen dibandingkan diesel lama, atau menjadi 142 tk dari 100 tk. Torsi juga meroket 32 persen dari 260 Nm menjadi 343 Nm.
Dengan menggunakan ”common rail”, mesin 2KD-FTV mempunyai standar emisi Euro3. Hal yang menarik, tenaga dan torsi besar itu diperoleh pada putaran lebih rendah. Alhasil, konsumsi bakar lebih irit, akselerasi semakin spontan. Kendati dibekali teknologi canggih, Fortuner tetap bisa beradaptasi dengan kondisi solar yang buruk. Agar performa dan efisiensi tetap terjaga dianjurkan untuk menggunakan solar dengan sulfur rendah, seperti yang ditawarkan Pertamina DEX dan Shell Diesel.