Jakarta, KompasOtomotif - Pelemahan nilai rupah terhadap dollar AS yang menembus angka Rp 13.000, tidak terlalu memberikan efek negatif buat Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN). Kinerja positif dari sektor ekspor, membuat TMMIN mampu menjaga keseimbangan akibat melemahnya rupiah.
Pada awal 2015, TMMIN mengumumkan kenaikan kinerja positif ekspor yang mampu diraih. Pada Januari 2015, total ekspor mobil dalam kendaraan utuh (CBU) Toyota menembus 15.000 unit, naik 53 persen di banding bulan sama tahun sebelumnya, 9.800 unit.
Wakil Presiden Direktur TMMIN, Warih Andang Tjahjono menyatakan, bahwa biaya produksi TMMIN tidak terlalu terpengaruh dengan melemahnya rupiah. Menurut Warih, ini berkat angka ekspor yang makin baik.
“Melemahnya rupiah berdampak langsung pada biaya impor, bukan ekspor. Saat ini posisinya seimbang, jadi tidak terlalu terpengaruh. Komponen lokal yang digunakan juga sudah mencapai 80 persen,” jelas Warih kepada wartawan, Senin (9/3/2015), di Jakarta.
Warih melanjutkan, kondisi ekspor yang sedang membaik ini akan stabil setidaknya sampai kuartal pertama 2015. Ini sangat membantu di tengah kondisi pasar domestik yang sedang melemah. “Domestik saya prediksi akan mulai menguat pada kuartal ketiga, kinerja ekspor diharapkan akan terus positif supaya bisa mengimbangi kondisi pasar dalam negeri.”
Penyumbang utama ekspor Toyota berasal dari Fortuner dengan 4.400 unit atau porsi 29 persen dari total ekspor. Vios menjadi penyumbang terbesar kedua dengan 3.700 unit atau 25 persen. Model lain Avanza berhasil dikirim 3.700 unit, disusul Kijang Innova dengan 1.200 unit. Sementara empat model lain, yakni Yaris, Agya, Rush, dan pikap Town Ace/Lite Ace dijumlah mencapai 2.000 unit.
No comments:
Post a Comment